Agus Taufiqurrahman menjadi Narasumber pengajian ahad pagi PDM Trenggalek di Desa Wonorejo Kecamatan Gandusari, Ahad (5/11).
Agus Taufiqurrahman adalah Anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membawahi bidang Pembinaan Kesehatan Umum, Kesejahteraan Sosial dan Resiliensi Bencana Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Selain itu, ia juga tercatat sebagai salah satu dosen di Universitas Islam Indonesia.
Dalam ceramahnya, Agus yang seorang dokter spesialis tersebut mengupas konsep ikhlas sebagai ruh perjuangan bagi pimpinan persyarikatan. Ia menjelaskan bahwa Muhammadiyah mampu bertahan hingga saat ini karena keikhlasan para pengurusnya.
“Kenapa Muhammadiyah bisa bertahan sampai sekarang, itu karena keikhlasannya (pimpinan Muhammadiyah) dalam perjuangan” tutur Agus di hadapan ribuan jamaah pengajian.
“Karena yang menghadirkan pertolongan Allah iku lek wonge ikhlas”. Imbuhnya
Agus menjelaskan konsep ikhlas dengan menganalogikan buah kelapa. ia bercerita bahwa konsep tersebut didapatkan dadi gurunya.
“Nggambarne wong ikhlas iku ancen abot. Guru kulo lek ngajarne kon sinau ikhlas kalih wit klopo” (menggambarkan orang ikhlas itu susah. Guru saya mengajarkan untuk belajar ikhlas dari pohon kelapa, tuturnya menjelaskan.
“Lek methik wong klopo iku alus opo kasar? Lek nggowo digendong nopo mboten medun? Diuncalne to nggeh?” (Saat dipetik dari pohon dengan cara halus atau kasar? dibawa turun dari pohon digendong apa tidak? Dilempar, iya kan?). ujarnya menjelaskan bagaimana kasarnya buah kelapa diperlakukan sambil mengajak dialog jamaah.
“Le ngupas nganggo linggis, wes terkelupas takseh dikeprok, bar dikeprok takseh dicukil, wea dicukil iseh di parut, wes ajur isek di peres. Bareng dadi sayur, dadi es dawet ora tau disebut”. (dikupas pakai linggis, laku di pecahkan, kemudian dicongkel, sudah hancur masih harus diperas. Saat sudah jadi makanan, jadi es dawet buah kepala tidak pernah disebut keberadaannya). jelasnya tentang peran buah kelapa yang sangat penting tapi jarang disebut.
“Dadio koyo klopo kui yo le, orao disebut ora tau berhenti berbuat. Kui jenenge wong ikhlas” (Jadilah seperti buah kelapa, tidak disebut tapi tidak pernah berhenti memberi manfaat). Terangnya.
“Nek wong berjuang terus rumongso nyambut gawene akeh, terus ora kepilih dadi ketua kok terus mutung berarti ora ikhlas” (kalau ada orang merasa sudah banyak berbuat lalu tidak jadi ketua kemudian marah, itu namanya tidak ikhlas). Tandas Agus.
“Sebab orang ikhlas itu, wakafa billahi syahida. Cukuplah Allah yang menjadi saksi bukan pujian-pujian itu. Yang menyediakan surga itu Allah bukan pujian banyak orang.” Lanjut Agus
“Dadi masio dalan nggronjal, wong ikhlas tetep jalan” (jadi meskipun jalannya terjal, orang ikhlas akan tetap terus berjalan). Tandasnya.
(TIMRED)