Trenggalek – Umat islam seluruh dunia mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia terbaik sepanjang jaman. Gelar sebagai manusia terbaik disematkan kepada Rasulullah SAW karena seluruh perilaku beliau menjunjukkan khairunnas, manusia pilihan. Sebagai contoh, ketika banyak kaum Quraisy memusuhinya, menolak ajarannya bahkan mau membunuhnya, rasulullah tidak membenci mereka apalagi membalas dendam. Justru baginda rasul mendokan kebaikan bagi kaum kafir Quraisy. Bagi umat islam baginda rasul adalah panutan (uswah hasanah). Berkat perilaku keseharian nabi, akhlaq beliau, dan ajaran-ajarannya yang baik, pada akhirnya islam bisa berkembang diseluruh penjuru dunia, bahkan orang-orang yang memusuhi rasulullah pada akhirnya menjadi pengikut yang setia.
Semua kebaikan nabi Muhammad SAW ini sudah seharusnya terus dipelajari, diajarkan dan diamalkan oleh umat islam dimanapun berada. Namun ironisnya, ajaran rasulullah banyak dilupakan oleh pengikutnya sendiri, banyak perilaku umat islam yang tidak mencontoh rasullah, bahkan sangat bertentangan yang kemudian menyebabkan adanya stigma negatif bagi agama islam.
Untuk itulah dalam rangka mengingatkan kembali nilai-nilai ajaran islam yang diajarkan Rasulullah SAW, Pesantren MBS Trenggalek menggelar peringatan Maulid Nabi SAW, Selasa-Rabu, 19-20 Oktober 2021 di Pondok Puteri dan Putera secara terpisah.
Kegiatan yang bertajuk Gema Dakwah Maulid Nabi tersebut menjadi sarana bagi seluruh warga pesantren untuk kembali mengingat, mempelajari dan mengamalkan ajaran rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.
Direktur MBS Trenggalek, Anang Wahid Cahyono, Lc.M.HI. menyampaikan dalam tausiyahnya bahwa semua warga pondok harus dekat dan cinta dengan rasul. Kedekatan itu dibangun dengan cara meneladani rasul dalam setiap aktifas hidup, baik dalam hal ibadah maupun muammalah. “Mari kita jadikan rasulullah sebagai idola, amalkan ajarannya, insya Allah kita akan bersama-sama masuk surga” Tutur Anang. Selain itu, alumni Universitas Al Azhar Mesir ini juga mengingatkan bahwa jargon Islam Berkemajuan di Muhammadiyah harus juga diimbangi dengan olah hati, sehingga kemajuan yg diraih tidak menyebabkan hilangnya religiusitas warga Muhammadiyah. Ia menjelaskan bahwa yang dimaksud oleh hati adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan banyak berdzikir dan beribadah.
“Kemajuan yang ingin diraih oleh Pondok Pesantren, tidak boleh lepas dari olah hati. Olah hati itu artinya kedekatan seluruh stake holder kepada Allah SWT melalui memperbanyak ibadah dan berdzikir” Tandasnya.
Selain tausiyah, pada acara tersebut turut ditampilkan bakat dan kempuan santri MBS Trenggalek, diantaranya, Pidato, Tahfidz, paduan suara, drama santri dan juga Atraksi Tapak Suci. (SEKRETARIS-IPIN)
Leave a Reply