Sebuah organisasi dalam berjuang tergantung kapabilitas para kadernya. Namun tidak hanya itu, Organisasi sebesar Muhammadiyah akan berjalan apabila ditunjang banyak hal kader yang berkualitas, nilai, sistem perkaderan yang berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah, budaya organisasi yang pro kaderisasi, fondasi ideologi Muhammadiyah yang kuat serta prosedur pengelolaan Amal Usaha yang berorientasi pada kekuatan kader.
Muhammadiyah bergantung di dalam Angkatan Muda Muhammadiyah yang menjadi staf inti terpilih atau elit gerakan. Masa depan organisasi sebesar Muhammadiyah memiliki fokus dalam perkaderan, sebab kader merupakan jantung organisasi yang harus terus berdenyut.
Arti penting kader juga termaktub dalam Al Qur’an surat an-Nisa / 4:9.
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.
Penegasan tersebut mengungkapkan keperdulian yang tinggi terhadap adanya kaderisasi untuk berjuang di dalam agama Islam, agar ada kesenimbungan kualitas anggota.
Oleh karena itu Muhammadiyah Trenggalek berupaya keras untuk meningkatkan kualitas kader, sistem perkaderan dan budaya organisasi yang prokaderisasi. Kegiatan kegiatan pro kaderisasi dimulai secara menonjol adalah pembangunan SMKM Trenggalek. Setelah itu diadakan kegiatan Pengajian Ahad Pagi di era kepmimpinan H. Muyoto, disamping kegiatan kegiatan lain yang tersebar di cabang dan ranting.
Organisasi organisasi otonom sebagian mulai menggeliat dan sebagian sudah mampu berdiri mandiri. Seperti halnya yang terbaru Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Amal Usaha Muhammadiyah berdiri sebagai wujud pro-kaderisasi diantaranya, Sekolah Inovatif SD Muhammadiyah Trenggalek, MBS 1 Trenggalek, MBS Usman Bin Affan PCM Tugu, MBS Haji Suyoto PCM Watulimo, MBS Karangan PCM Karangan, Klinik Aisyiyah Pogalan dan dua mini market di kecamatan Tugu. Sedangkan dua AUM yang sedang tahap berdiri yaitu Pondok pesantren Tahfidz Muhammadiyah di kecamatan Gandusari dan Pertasol di Kecamatan Tugu.
Banyak hal yang harus dibenahi dari ortom dan AUM. Meskipun demikian para Pimpinan Daerah Muhammadiyah Trenggalek harus bersyukur Yang Maha Kuasa bahwa Muhammadiyah Trenggalek memilki masa depan yang lebih cerah karena tumbuhnya calon- calon kader berkualitas, wadah wadah perkaderan yang semakin tumbuh.
(KAMAS- MPK)
Leave a Reply