Mana yang lebih dulu masuk surga antara Ketua PDM dan anggota DPR?
Allah telah menyediakan surga untuk orang yang bertaqwa. Siapapun ingin masuk surga. Alllah mengingatkan, melalui Rasulullah, yang masuk surga bukanlah anggota DPR, bukan anggota PDM, PDA. Yang paling pertama masuk surga dulu adalah yang paling taqwa kepada Allah SWT. Siapapun dia, baik anggota DPR, anggota PDM, PDA atau yang lain, asal paling bertaqwa, Allah akan memanggil dialah yang paling cepat masuk surga.اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ Bertaqwalah kepada Allah dimana saja dan kapan saja kalian berada. Ikutilah keburukan dengan kebaikan yang akan menghapusnya dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik. (HR Ahmad, at Tirmidzi, ad-Darimi, al-Bazzar, al-Hakim dan al-Baihaqi)
Yang kedua adalah yang memiliki prinsip وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا Mereka yang cepat masuk surga adalah manusia yang apabila melakukan kesalahan langsung berusaha untuk mengganti dengan kebaikan. Manusia adalah tempat salah dan dosa. Akan tetapi, bila dia sadar telah melakukan kesalahan, dia segera mengubah dengan kebaikan, mengganti dengan kebaikan, itulah yang akan cepat cepat dimasukkan surga.
Yang ketiga adalah وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ Bergaullah dengan sesame dengan akhlak yang baik, seperti rajin, mau perduli terhadap orang lain.
Dalam Muhammadiyah ada teologi al Maun, teologi Al Maun adalah pemikiran bahwa kita harus perduli pada orang lain, terutama yang dhoif, yatim. Peduli, baru dia merasa menjadi Muhammadiyah ketika sudah membantu yang lemah. Dia merasa tenang, bahagia, ketika dia sudah memberi.
Hal ini berbeda dengan keadaan perpolitikan di negeri kita. Kita senang ketika kita mendapatkan amplop waktu pemilihan umum. Ini pula yang menyebabkan kita memiliki penyakit leadershipless. Krisis kepemimpinan. Edward Aspinall menulis tentang Indonesia dalam bukunya Democracy for Sale. Demokrasi berbayar. Tidak ada yang gratis, mau jadi anggota legislative, eksekutif, semuanya harus membayar. Biarpun pintar, bermoral, memiliki kredibilitas, integritas, kapasitas, tapi apabila tanpa isi tas, lewat. Billahi taufik wal hidayah.
Orang akan memilih isi tas daripada kapasitas. Ini yang mengkawatirkan kita. Penyakit leadershipless. Kata Al Ghozali, kalau rakyat hidupnya rusak, itu cermin rusaknya pemimpin. Demokrasi berbayar pada jaman dulu, masih malum malu, sekarang terang terangan. Pengawas pemilu bahkan mengetahui.
Indonesia, jika pemimpinnya bagus, peluangnya untuk jadi negara maju juga sangat besar.
Saya anggota DPR di komisi 10, bersama Kementerian Pendidikan, serta Kementerian Pemuda dan Olahraga. Sekarang saja pemain timnas bisa mengalahkan rajanya bola, Argentina. Korea, Rajanya sepakbola Asia dikalahkan di AFF. Hebat Indonesia. Bayangkan bila Indonesia disegani, bisa mencetak perdamaian dunia.
Tidak hanya sepakbola, ekonomi bila diurus dengan baik akan kuat. Indonesia seharusnya bisa membuat motor sendiri, mobil sendiri. Sekarang Indonesia mau import ke Jepang saja kesulitan karena pisang yang dikirim harus dalam bentuk tandan dengan ukuran 30 cm. Negara lain tidak ingin Indonesia maju.
Masalah tambang juga, kita sering ditakut takuti kalau kita tidak mampu mengelola tambang. Jika Indonesia bisa mengelola tambang, Indonesia akan cepat kaya. Kita sering ditakut takuti, “Mana ada nambang yang benar? Rusak semua!!!!!! Jangan ditambang. Apa di Indonesia tidak ada yang bisa menambang tanpa merusak lingkungan? Muhammadiyah juga nggak bisa? Jika Muhammadiyah saja tidak mampu mengelola tambang, lantas akan diberikan pada siapa? Apalagi ada hilirisasi?
Dalam bidang pendidikan, seharusnya Menteri Pendidikan adalah Muhammadiyah, karena Muhammadiyah sudah berpengalaman mengurus Pendidikan. Hingga sekarang, roadmad pendidikan juga belum jelas, kita seperti ayam di lumbung padi. Negeri kaya raya tapi kita miskin. Dulu Malaysia belajar pada kita, sekarang kita belajar ke Malaysia. Mantan Mendikbud Muhammad Nuh berpidato tentang Biometik, tapi sampai sekarang hanya jadi pidato pengukuhan. Semua riset riset berhenti di visi misi. Mudah mudahan kita bisa membawa Indonesia lebih maju lagi.
Kamas Tontowi (Ketua MPK PDM Trenggalek)