Tanwir II Pemuda Muhammadiyah akhirnya memutuskan 5 poin yang disebut sebagai “khittah Jambi”. Agenda tanwir tersebut berlangsung di Jambi pada 4-6 Maret 2022.
Tema yang diusung adalah “Gerakan Pemuda Negarawan” semangat pemuda Muhammadiyah harus dilandasi atas nilai dan semangat bernegara. Seperti dikabarkan dalam sindonews.com, Tanwir dibuka oleh presiden Joko Widodo pada Jumat (4/3/22). Dalam sambutannya melalui zoom, presiden berpesan kepada pemuda agar menyiapkan diri untuk masa depan dan lebih adaptif.
“Pemuda Muhammadiyah harus menyiapkan diri untuk mengantisipasi masa depan, menyiapkan kader-kader yang unggul, lincah dan adaptif dengan perkembangan teknologi,” pesan Jokowi.
Dilansir dari pwmu.co Ketua Bidang Organisasi PP Pemuda Muhammadiyah Mukayat Al Amin mengemukakan Ada lima poin penting yang menjadi garis besar perjuangan Pemuda Muhammadiyah ke depan. Menurutnya selain “Khittah Jambi”, pada sidang komisi komisi juga merumuskan sejumlah agenda besar.
“Saat pleno disepakati juga terkait konsepsi Pemuda Negarawan, hingga keputusan AD/ART terkait Muktamar Ke-18 Pemuda Muhammadiyah mendatang,” ungkapnya.
Adapun lima poin penting “Khitah Jambi” yaitu;
1. Memiliki kapasitas dan integritas untuk mengajarkan dan mengamalkan Islam yang wasathiah.
2. Memiliki pandangan nasionalis religius dan menjadi garda terdepan dalam mengawal kepentingan bangsa dan negara serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila UUD 45 dan Bhinneka Tunggal Ika.
3. Mengedepankan nilai etika politik kenegaraan yang menjadi ciri khas Persyarikatan Muhammadiyah.
4. Tanggung jawab dalam meraih dan mengawal kekuasaan demi kesejahteraan masyarakat.
5. Berperan aktif menyuarakan isu-isu internasional.
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nasir menutup agenda tanwir pada Minggu (6/3/22). Haedar berharap hasil tanwir ini benar-benar dijalankan dengan semangat dan penuh integritas demi membawa kemajuan dan pencerahan bagi persyarikatan, umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta. Apalagi tema tanwir kali ini berkaitan dengan semangat bernegara.
“Semoga tema gerakan pemuda negarawan ini dapat menjadikannya sebagai etika dan moral publik yang terinternalisasi dalam diri seluruh kader Pemuda Muhammadiyah, sehingga kata sejalan tindakan dan bukan retorika belaka. Kenegarawanan harus menjadi ciri kader yang mendasari setiap kebijakan, hukum, dan keberpihakan yang adil pada seluruh golongan” Ungkap haedar. (TAUFIK_PDPM)
Leave a Reply