Senin, 17 April 2023 di SD Muhammadiyah 1 Trenggalek AMM Trenggalek selenggarakan diskusi menyongsong MUSYDA Muhammadiyah. Angkatan Muda Muhammadiyah Trenggalek yang terdiri dari Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Tapak Suci Putera Muhammadiyah dan hizbul Wathan.
Wacana dan arah diskusi menyoal kepemimpinan Muhammadiyah Trenggalek kedepan yang akan diregenerasi dalam Musyawarah Daerah ke 11 Muhammadiyah Trenggalek pada tanggal 19-20 Mei 2023. Tak ayal diskusi ini menjadi catatan “raport” dari AMM untuk PDM Trenggalek.
Berdasarkan hasil diskusi dan curah pendapat, Angkatan Muda Muhammadiyah Trenggalek merumuskan beberapa catatan terkait kondisi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Trenggalek saat ini.
- AMM Trenggalek menilai bahwa Pimpinan Daerah Muhammadiyah Trenggalek dibawah komando ayahanda Drs, H. Rohmat, MM selama dua periode ditambah 2 tahun masa jabatan karena pandemi (total 12 tahun masa jabatan) telah menorehkan banyak prestasi. Diantaranya adalah berdirinya Sekolah Inovatif SD Muhammadiyah 1 Trenggalek yang saat ini menjadi salah satu SD favorit di Trenggalek.
Kemudian berhasil mendirikan MBS Trenggalek yang juga berkembang dengan cukup pesat terutama pada sisi infrastruktur gedungnya.
Selain itu, eksistensi Organisasi Otonom (ortom) juga mulai terlihat menggeliat pada periode pertama PDM Trenggalek dibawah komando pak Rohmat (2010-2015). Bahkan IMM yang sejak dulu hanya sekedar nama ortom di Trenggalek, kini memiliki pengurus yang jelas dan berhasil melakukan berbagai kegiatan pada periode kedua PDM Trenggalek (2015-2020) yang juga masih dibawah komando pak Rohmat.
Begitu juga dengan munculnya LAZISMU dan MDMC dengan berbagai kegiatan sosial dan respon kebencanaan, menunjukkan betapa Muhammadiyah Trenggalek semakin eksis di tengah-tengah masyarakat. Muhammadiyah Trenggalek terasa memiliki harapan cerah sejak periode pertama kepemimpinan PDM Trenggalek dibawah kepemimpinan pak Rohmat. - Namun demikian, AMM Trenggalek menilai bahwa PDM Trenggalek yang saat ini masih dibawah kepemimpinan pak Rohmat dan jajarannya masih terasa kurang solid. Hal itu bisa dilihat dari betapa dominannya peran pak Rohmat sebaga ketua.
Disatu sisi pak Rohmat sedang berusaha menunjukkan bagaimana seoarang pimpinan itu harus terjun kelapangan, ikut merencanakan, mengeksekusi dan juga mengevaluasi kegiatan. Namun disisi yang lain peran pengurus (pimpinan) yang lain semakin tidak kelihatan atau bisa dikatakan tenggelam. Dari sini terlihat gejala one man show sedang terjadi dan prinsip kolektif kolegial semakin meredup.
Akibatnya jajaran pimpinan yang lain seolah-olah hanya ngejebne atau menjadikan pak Rohmat sebagai sosok yang dijadikan kalah-kalahan. Apa- apa harus pak Rohmat. Padahal seharusnya jajaran pimpinan daerah yang lain juga melakukan hal yang sama, memenej majelis dan Lembaga agar bergerak secara optimal. Dari sini kami menilai bahwa kepengurusan PDM Trenggalek sudah saatnya dievaluasi dan direorientasi. Track record dan kemampuan menggerakkan persyarikatan juga harus menjadi perhatian serius bagi siapa saja yang akan dicalonkan sebagai pimpinan PDM periode mendatang. - AMM Menilai dengan adanya program pembangunan MBS Trenggalek yang saat ini sedang berjalan membuat PDM Trenggalek terkuras energinya, sehingga loyo dengan tugas dan tanggungjawabnya pada sektor yang lain. Perlu kami tegaskan bahwa PDM Trenggalek memiliki tanggung jawab kepada seluruh Amal Usaha dan juga sumberdaya Muhammadiyah yang ada di Trenggalek. Meskipun kami tahu bahwa MBS Trenggalek adalah projek utama PDM Trenggalek saat ini, namun keberlangsungan Amal usaha Muhammadiyah di cabang ranting tidak boleh luput dari perhatian PDM Trenggalek.
Kasak-kusuk pejuang AUM dicabang ranting yang mengatakan bahwa PDM Trenggalek hanya ngopeni MBS Trenggalek harus segera dijawab dengan membantu permasalahan yang sedang dihadapi oleh mereka. - AMM menilai bahwa pembangunan sumberdaya manusia (SDM) di Muhammadiyah Trenggalek kurang diperhatikan. PDM Trenggalek saat ini terlalu fokus pada pembangunan infrastruktur fisik khusunya MBS Trenggalek. Ortom-ortom muda merasa kurang diperhatikan. Kaderisasi di ortom tidak berjalan dengan baik. Padahal masa depan Muhammadiyah Trenggalek terletak pada sejauh mana sumberdaya kader disiapkan melalui ortom-ortomya.
- AMM menilai banyak mejelis dan Lembaga PDM Trenggalek tidak berjalan dengan optimal atau bahkan sama sekali tidak berjalan. Sebagai contoh adalah Majelis Dikdasmen.
Pengurus Majelis Dikdasmen PDM Trenggalek saat ini hampir semua dijabat oleh kepala sekolah/Madrasah Muhammadiyah. Dimana salah satu dampaknya, masing- masing pengurus Majelis Dikdasmen lebih fokus untuk membesarkan sekolahnya sendiri, membranding sekolahnya sendiri. Padahal seharusnya Majelis Dikdasmen PDM Trenggalek bisa merumuskan dan mengimplementasikan program untuk membantu membesarkan dan memajukan seluruh AUM Pendidikan se kabupaten Trenggalek.
Begitu juga dengan LAZISMU. Lembaga yang seharusnya menjadi pusat pembiayaan seluruh kegiatan persyarikatan juga dalam kondisi memprihatinkan. Jauh tertinggal dengan LAZIS yang lain serperti BMH, YATIM MANDIRI dan lainnya.
Jauh lebih memprihatikan setelah kami dalami ternyata mayoritas Majelis dan Lembaga PDM Trenggalek sama sekali tidak berjalan. Sebut saja, Majelis Pelayanan Sosial, Mejelis Lingkungan Hidup, Majelis Pustaka dan Informasi, Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik, Lembaga Seni Budaya dan Olahraga, Lembaga Pembina dan Pengawas Keuangan dan masih banyak lagi yang lain yang tidak terlihat progresnya selama kurang lebih 12 tahun masuk di dalam SK. ( CATATAN AMM TRENGGALEK)
Leave a Reply