Budaya dan Muhammadiyah memang seringkali dikenal tak sejalan. Keadaan tersebut dipicu karena Muhammadiyah sering mengkritik budaya – budaya yang memang tidak sejalan dengan ajaran Islam.
Kebiasaan masyarakat dulu yang menjadi budaya ada beberapa yang sebaiknya harus ditinggalkan karena merujuk kepada kesyirikan, bahaya, bid’ah, dan kedurhakaan. Muhammadiyah mengkritik budaya -budaya yang sudah tertinggal dan jauh dari Islam. Maka dari itu seringkali Muhammadiyah di cap sebagai organisasi yang keras dan tidak perhitungan terhadap budaya. Dalam hal ini, Muhammadiyah dituding bertanggung jawab atas matinya budaya tersebut.
Konsep Budaya
Budaya merupakan suatu hal yang disepakati bersama oleh sekelompok orang yang diwariskan turun temurun. artinya budaya merupakan hasil dari sebuah proses cipta, rasa, dan karsa yang dibuat oleh manusia. Budaya bersifat luas, baik itu bahasa, pakaian, makanan dan lain sebaiknya. Ada kalanya cipta dan karsa tersebut memiliki keberagaman sesuai kemampuan daya pikir dan kedalaman ilmu masyarakat tesebut.
Islam dan Budaya
Islam lahir ditengah – tengah kebudayaan arab yang sangat kental. Misalnya seperti, menyembah patung, merendahkan martabat perempuan dan lain sebagainnya. Namun, ada juga budaya yang baik seperti keloyalitasan dan juga keberanian. Maka ajaran Islam hadir untuk meluruskan budaya yang keliru dan mempertahankan budaya yang baik untuk ditiru.
Dengan demikian Budaya yang berasal proses dari kesepakatan manusia yang merupakan buah dari proses cipta, rasa, dan karsa haruslah berdasarkan dengan norma yang baik serta nilai agama . Islam tidak menolak budaya yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi manusia. Malah Islam mendorong pemeluknya untuk berinovasi dalam berkebudayaan namun.
Muhammadiyah dan Budaya
Sama halnya dengan Islam, Muhammadiyah lahir di Yogyakarta yang sangat kental nilai adat masyarakat Jawa. Bahkan Muhammamadiyah mengapresiasi kebudayaan Jawa, justru dengan adanya budaya yang plural, Muhammadiyah haruslah bergerak dan bertindak secara aktif selektif dan kritis. Sehingga Muhammadiyah menjadi agen untuk mensosialisasikan budaya yang tepat diterima oleh masyarakat. Memang selama ini Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan Islam yang berposisi sebagai gerakan dakwah, tajdid, dan gerakan yang bergerak pada pendidikan dan sosial namun tidak dengan gerakan kebudayaan.
Maka dari itu sudah seharusnya Muhammadiyah tampil sebagai gerakan yang berkebudayaan, dengan menunjukan bahwa Muhammadiyah tidak alergi dengan budaya melalui dakwah kultural. Dakwah dengan menjawab tantangan ditengah keragaman budaya.
Peran Pemuda Muhammadiyah Dalam Dakwah Kultural
Pemuda sebagai penggerak semestinya lebih aktif sebagai agen untuk mensosialisasikan kebudayaan. Peran Pemuda Muhammadiyah dalam Dakwah kultural dengan ciri khas aktif, inovatif, dan kritis dalam menyampaikan pesan- pesan dakwah. Pemuda Muhammadiyah haruslah menunjukkan sikap open minded dan juga toleransi didalam menyampaikan dakwah, hal tersebut sejalan dengan surat Al- Baqarah ayat 256 :
لَآ إِكْرَاهَ فِى ٱلدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشْدُ مِنَ ٱلْغَىِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِٱلطَّٰغُوتِ وَيُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَا ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Al-Baqarah:256)
Pemuda Muhammadiyah berperan sebagai pembiming dan pengarah dalam melakukan dakwah yang selama ini mesti aktif berinovasi merangkul budaya lokal. sehingga tidak ada lagi opini yang mengatakan bahwa Muhammadiyah alergi dengan budaya. Gerakan dakwah kultural dilakukan dengan mengarahkan nilai kebajikan dan menyisipkan nilai – nilai Islam dalam budaya. ( FARIKH_PRPM TASIKMADU)
Leave a Reply