Pernahkah berpikir, Para ulama Muhammadiyah itu bersahaja. Pengajiannya sederhana. Yang hadir kadang sedikit. Materinya biasa. Kajiannya simpel. Dari para Ustadz (yang tak mau dipanggil ustadz) yang sederhana ini menghasilkan sesuatu yang luar biasa ? Ketika ada yang baru bangga bisa mengaji, menjadi follower ustadz berkelas, Muhammadiyah sudah mendirikan ratusan universitas dan rumah sakit sebagai bukti telah mengaji.
Saya tunggu yang katanya kajiannya hebat. Ustadnya mendunia akan menghasilkan apa ?
Hanya surat Al Maaun yang di ulang-ulang. Yang kemudian menuai protes para santrinya: ‘Kyai apa tidak ada surat lainnya selain Al Maaun ? Kyai Dahlan balik bertanya: ‘apa sudah kamu amalkan !
Tahukah antum bahwa menghapal adalah tingkatan belajar paling rendah menurut Taxonomy Bloom. Muhammadiyah itu irit bicara banyak beramal. Kyai Ahmad Dahlan sangat paham itu. Beliau tidak menekankan hapalan tapi aksi nyata. Muhammadiyah itu sibuk beramal bukan sibuk menghapal.
Carl Whyterington salah seorang peneliti Amerika terkemuka berkata bahwa Kyai Dahlan bukan ulama biasa tapi seorang ‘pragmatikus’ agama, dari gagasan dan idenya lahir berbagai amal usaha luar biasa.
Membenarkan arah kiblat, Khutbah Jumat dalam bahasa lokal, menterjemah Al Quran, mendirikan rumah sakit bagi pribumi muslim, paduan ilmu sekuler dan agama dalam satu atap, ratusan perguruan tinggi berkelas internasional, panti asuhan, pait amal adalah sebentuk amal saleh tiada dua, digagas dan lahir dari kajian simple dan sederhana.
Sebaik-baik kalian adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain, inilah sebaik- baik prinsip yang diajarkan bukan banyak tau tapi miskin amal saleh.
Dua puiuh tahun silam, Prof Amien Rais bernasehat bagus agar pengajian Muhammadiyah tidak ‘ndakik-ndakik’ membahas fiqh yang melahirkan banyak konflik dan mengeraskan hati- pengajian Muhammadiyah itu tidak cukup hanya teori dan menghapal tapi juga praktik dalam organisasi tutur Pak AR Fakhrudin.
Dialektik yang ditawar Kyai Dahlan sungguh mempesona – inilah kemenangan dialektik Muhammadiyah atas NU kata Gus Dur. Awalnja dibantah kemudian dibenarkan rame rame.
Mitsuo Nakamura seorang mahaguru dan peneliti senior berkebangsaan Jepang sempat dibuat kaget saat pertama datang ke Jogja. Bermaksud bertemu dengan para Pimpinan Muhammadiyah. Mitsuo Nakamura dibonceng Pak AR Ketua Umum organisasi modern di dunia itu dengan sepeda motor Yamaha butut tahun tujuh puluhan yang mulai terlihat menua.
Dari para ulama bersahaja dan kajian sederhana ini, lahir ribuan sekolah dan masjid, ratusan universitas dan rumah sakit dan layanan oemoem lainnya. Bersyukur kita punya banyak ulama -ulama bersahaja yang hadir di saat yang tepat. Masih kata Carl Whyterington : Muhammadiyah adalah organisasi yang diberkati, insya Allah. (INFOKOM)
Tulisan dari @nurbaniyusuf_Komunitas Padhang Makhsyar
Leave a Reply