Opini: Memahami Pelantikan dan Kemenangan Presiden

Pelantikan seorang presiden bukanlah sekadar kemenangan politik, tetapi juga momen yang menyulut harapan dan keraguan di hati rakyat. Di satu sisi, masyarakat berharap presiden yang baru mampu membawa perubahan, terutama dalam kebijakan yang dirasa membebani kehidupan sehari-hari. Sebagai pemimpin negara, presiden dan menteri-menterinya adalah pelayan publik yang digaji dari hasil kerja keras rakyat melalui pajak. Maka, mereka memiliki tanggung jawab besar untuk mengelola dana dan sumber daya negara secara bijak dan transparan.

Namun, kita tidak boleh terlena dalam euforia kemenangan setelah pemilihan. Pemilih harus tetap kritis dan memantau kebijakan yang diambil. Harapan adalah penting, tetapi rasa skeptis juga diperlukan sebagai langkah waspada. Skeptisisme ini bukanlah bentuk suudzon atau pesimisme, melainkan kehati-hatian yang wajar agar kita tidak terperangkap dalam janji-janji manis atau optimisme yang semu.

Dalam konteks pelantikan Prabowo pada 20 Oktober 2024 nanti, kita harus tetap seimbang antara harapan dan skeptisisme. Prabowo, yang dianggap sebagai penerus Jokowi, diharapkan membawa angin segar. Namun, kita juga harus mengakui bahwa perubahan signifikan dalam kebijakan tidak selalu mudah dicapai. Evaluasi yang kritis terhadap kebijakan pemerintah adalah salah satu bentuk tanggung jawab kita sebagai warga negara. (TIMRED-TAUFIK)