PD IPM Trenggalek Sah Dilantik, Sang Ketua Baca Doa Istirja’

Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Trenggalek periode 2021-2022 menggelar langkah perdananya saat pelantikan pimpinan pada Sabtu (19/2). Acara digelar di Pendhapa Manggala Praja Nugraha Trenggalek. Turut hadir pimpinan wilayah IPM Jatim, Sekjen PP IPM, asisten bupati Trenggalek dan FORKOMPIMDA lainnya.

Pembawa acara adalah anggota IPM yang tengah menempuh jenjang pendidikan pesantren di MBS Haji Suyoto Watulimo dengan gaya elegan dan excellent menggunakan bahasa Inggris dan Bahasa Jawa.

Astiti Amalia yang menerima amanah sebagai ketua PD IPM Trenggalek periode 2021-2022. Sambutannya ia mengawali dengan kalimat Istirja’, menandai bahwa amanah yang diemban tidaklah ringan. Sebab pertanggungjawabannya tidak hanya kepada pimpinan diatasnya namun juga kepada Allah SWT. Mahasiswa UNMUH Ponorogo itu juga memohon bimbingan dan nasehat dari para senior dan ayahandanya di Pimpinan Daerah Muhammadiyah.

“Amanah ini tidak hanya dipertanggungjawabkan di dunia kepada pimpinan di atasnya, tapi juga kepada Allah SWT” tegasnya

Dihadiri PP IPM
Pimpinan Wilayah IPM Jawa Timur bersama Sekjend PP IPM juga turut memberi dukungan kepada pimpinan yang baru dilantik.

Sebagai pelajar harus melek teknologi, tidak boleh gaptek karena dunia sekarang sudah era 5.0″. Ungkapnya.

Dengan gayanya yang khas menggunakan bahasa Inggris ia menyampaikan bahwa tingkat kebersihan di Indonesia yang menduduki urutan ke 135, sedangkan Malaysia urutan ke 35 dan kingdom saudi arabia urutan ke 88, maka sebagai pelajar kita bisa mengawali untuk mengubah pola hidup bersih itu, tegas pria kelahiran jawa barat itu.

Pesan dari Perwakilan Pendopo
Edi Suprayitno dalam mewakili sambutan bupati juga ikut berpesan sebagai pemuda dan pelajar harus bisa menerapkan 4K, yaitu kreatif, kritis, komunikatif fan kolaboratif.

Sebagai pemuda dan pelajar kita harus bisa menerapkan 4K dalam kehidupan yaitu kreatif, kritis, komunikatif dan kolaboratif. Berikan ide-ide brilian dalam kemajuan dan pembangunan, bisa mengkritisi tapi tetap dengan santun, mampu menjaga komunikasi agar organisasi terus hidup dan bisa kolaborasi dengan organisasi lain maupun instansi lain”, pesan mantan kadin PMD Trenggalek tersebut.

Pesan Ayahanda PDM
Ustadz Anang wakhid Cahyono dalam tausiyah dan sambutan mewakili ketua PDM Trenggalek juga memberikan arahan dan nasehat bahwa pemimpin baik yang dibayar atau tidak maka pertanggungjawaban dihadapan Allah sama. Beliau juga menambahkan bahwa pelajar bukan hanya mengutamakan akal dalam berilmu tapi juga harus menumbuhkan akhlak dalam berbuat. Jaga sholatmu karena tidak akan ada gunanya perjuanganmu di organisasi di hadapan Allah jika sholatmu amburadul tambah wakil ketua PDM Trenggalek tersebut.

“Terinspirasi dari kisah ashabul kahfi bahwa kita harus bisa menjaga diri dan organisasi dari pengaruh jahat dari luar. Pemuda ashabul kahfi rela menyingkir dan menyepi dalam goa agar terhindar dari pengaruh lingkungan yang mabuk-mabukan dan penuh kemaksiatan” tambah ustadz alumni Al Ahzar Kairo tersebut. (MJ-PDPM)