Dalam rangka menyambut hari kemerdekaan RI ke-76 bidang kajian dan dakwah PDPM Trenggalek menggelar webinar, Refleksi Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada Senin (16/8). Kegiatan tersebut mengambil isu tentang peran pemuda dalam pembangunan bangsa serta Muhammadiyah dalam membangun bangsa.
Kedua isu tersebut dibawakan oleh sekretaris PD Muhammadiyah Trenggalek, Dr. Suripto dan Ketua PDPM Trenggalek, Trigus Dodik Susilo. Tampil sebagai moderator adalah Mujiarto selaku wakil ketua bidang kajian dan dakwah Islam.
Sebagai organisasi Islam modern, Muhammadiyah memberikan kontribusi dalam membangun negara ini hingga saat ini usia 76 tahun merdeka. Hal itu kemudian dirfleksikan menjadi tema yang dipilih oleh bidang kajian dan dakwah Islam dalam menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini. Tak hanya itu, moment malam kemerdekaan tersebut juga membahas tentang peran pemuda dalam menjawab tantangan 76 tahun kemerdekaan.
Diskusi webinar pada materi pertama disampaikan oleh Dr. Suripto, Sekretaris PDM Trenggalek yang juga sebagai ketua STA Muhammadiyah Tulungagung tersebut memaparkan bahwa tidak ada yang berhak menyebut kelompok tertentu punya peran besar dalam membawa kemerdekaan RI. Muhammadiyah telah menyumbangkan banyak kadernya untuk turut membawa RI memplokamirkan kemerdekaannya saat itu.
“76 tahun kemerdekaan ini tidak ada kelompok tertentu yang punya hak untuk menganggap dirinya paling berjasa membawa Indonesia merdeka, bahkan umat Islam saat merevisi Piagam Jakarta merupakan bentuk pengorbanan nyata bagi negera ini, dan hal itu tidak disesali demi keutuhan negara. Muhammadiyah sejak awal kemerdekaan memberikan kontribusi fisik hinggaa pemikirannya untuk bangsa. Bahkan hingga Bung Karno mempunyai janji agar saat ia meninggal kerandanya ditutup dengan bendera Muhammadiyah”. Ujar Suripto.
Suripto juga menganggap jika perjuangan tidak sekedar dimaknai sebagai membawa bangsa ini merdeka 76 tahun silam. Seperti yang dilakukan Muhammadiyah berbuat untuk bangsa dan negara hingga saat ini melalui lembaga dan amal usaha.
Tidak jauh berbeda, Trigus Dodik Susilo dalam pemaparannya memaknai kemerdekaan Indonesia dengan prespektif anak muda. Ia menjelaskan bahwa merdeka itu harus jelas antara merdeka “dari apa” Dan “untuk apa”.
“Meskipun Muhammadiyah memberikan kontribusi banyak bagi bangsa ini, namun kita sendiri secara individu harus juga melihat sudah melakukan apa untuk bangsa. Kemerdekaan itu dimaknai macam-macam, kalau sekarang sudah merdeka dan sebagian rakyat kita masih sulit makan dan miskin maka disitulah mereka belum menikmati kemerdekaan. Sehingga merdeka dimkanai menjadi dua hal,merdeka dari apa dan merdeka untuk apa” Ungkap Trigus.
Webinar tesebut dinilai cukup berhasil membawa diskusi tentang refleksi kemerdekaan menjadi menarik. Audiens dan narasumber bergantian mengemukakan pandangannya tentang kondisi negara dan pemerintahan saat ini ditengah kondisi pandemi. BIDANG IT/PDPM
Leave a Reply