Manusia sebagai Makhluk Lemah yang Bergantung pada Allah
Manusia adalah makhluk yang lemah dan senantiasa bergantung pada Allah serta makhluk lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak memiliki kekuatan mutlak dan harus menyadari kelemahannya. Kesombongan dan keangkuhan hanya akan menunjukkan kelemahan manusia, baik di hadapan Allah maupun sesama manusia.
Allah berfirman dalam Surah Al-Fatir, ayat 15:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
“Wahai manusia, kamulah yang membutuhkan Allah. Dan Allah, Dialah Yang Mahakaya (tidak membutuhkan sesuatu), Maha Terpuji”
Ayat ini menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang fakir (memerlukan Allah) dalam segala hal, sedangkan Allah Maha kaya dan tidak memerlukan sesuatu pun. Kesadaran ini akan menghilangkan kesombongan dan keangkuhan dalam diri manusia.
Puasa sebagai Bukti Ketakwaan, Keikhlasan, dan Kesabaran
Puasa adalah ibadah yang melatih manusia untuk mengendalikan hawa nafsu, meningkatkan ketakwaan, dan membuktikan keikhlasan serta kesabaran. Allah memberikan keutamaan khusus bagi orang yang berpuasa karena ibadah ini dilakukan secara rahasia, hanya Allah yang tahu kadar keikhlasannya.
Rasulullah ﷺ bersabda dalam Hadits Qudsi:
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: ‘Setiap amalan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya.'” (HR. Bukhari dan Muslim)
Puasa memiliki keistimewaan karena ia adalah ibadah yang tersembunyi dari pandangan manusia. Hanya Allah yang mengetahui keikhlasan hamba-Nya dalam berpuasa. Oleh karena itu, balasan puasa diberikan langsung oleh Allah, bahkan surga disediakan pintu khusus bagi orang yang berpuasa, yaitu pintu Ar-Rayyan.
Ujian dan Pembuktian Diri dalam Puasa
Puasa adalah ujian bagi manusia untuk membuktikan ketakwaan, kesabaran, dan keikhlasannya. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu, manusia diingatkan akan kelemahannya dan ketergantungannya pada Allah.
Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah, ayat 183:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Puasa adalah sarana untuk mencapai ketakwaan. Dengan berpuasa, manusia belajar mengendalikan diri, meningkatkan kesabaran, dan menyadari kelemahannya sebagai hamba Allah.
TAUFIK- INFOKOM