Santri MBS Haji Suyoto Watulimo, Kayla Stephani Raih Juara Pertama Lomba Kaligrafi Islami Jawa Timur

Alhamdulillah, prestasi membanggakan kembali diraih oleh santri dari Pondok Pesantren Modern Berbasis Salaf (MBS) Haji Suyoto Watulimo. Kayla Stephani Kholisoh, santri kelas 11 asal Desa Nglampir, berhasil meraih juara pertama dalam ajang Lomba Kaligrafi Islami pada Festival Anak Sholeh Muhammadiyah (FASI) Tingkat Jawa Timur. Acara tersebut diselenggarakan oleh Majelis Tablig Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur pada Sabtu, 28 September 2024, bertempat di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Atas pencapaiannya, Kayla berhak membawa pulang hadiah berupa uang pembinaan senilai 1,5 juta rupiah, voucher umroh senilai 10 juta rupiah, tropi, piagam penghargaan, dan produk sponsor.

Kontingen Kabupaten Trenggalek yang diwakili oleh Kayla, berhasil bersaing dengan banyak peserta berbakat dari seluruh wilayah Jawa Timur. Prestasi ini tentu tidak lepas dari dukungan dan pembinaan intensif dari para pembimbing di pondok pesantren.

Selain Kayla, MBS Haji Suyoto juga mengirimkan santri lain untuk mengikuti kategori Musabaqah Hifdzil Quran (MHQ) atas nama Naura Azmi Afra Syahida, dan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) atas nama Shoibatus Shofia yang berhasil lolos hingga babak 15 besar.

Yulfa, salah satu pembimbing di MBS Haji Suyoto, menyatakan bahwa ketiga kategori lomba yang diikuti merupakan bagian dari program utama pondok, yakni tahfidzul Quran, tilawatil Quran, serta imlak atau khot. “Selain hafalan Quran dan tilawah yang bagus, santri di sini juga dibekali dengan kemampuan menulis Al-Qur’an secara benar melalui pelajaran khot dan imlak. Ini adalah kemampuan dasar Al-Qur’an yang harus dimiliki santri,” ujarnya.

Lebih lanjut, Yulfa menambahkan bahwa program pelajaran khot dan imlak memang sudah menjadi kurikulum dasar di MBS Watulimo. Dalam menghadapi lomba, para santri hanya perlu mendapatkan pembinaan intensif dan konsultasi dengan para ahli kaligrafi.

“Alhamdulillah, dengan ketekunan, santri kami bisa meraih juara meskipun awalnya kami tidak menyangka karena banyak peserta lain yang juga berbakat dan hasil karyanya sangat bagus. Qodarullah, Kayla menjadi juara,” terang Yulfa dengan penuh syukur.

Yulfa juga menegaskan pentingnya melakukan pembenahan dan pengembangan dalam kurikulum pondok, khususnya di bidang Musabaqah Hifdzil Quran (MHQ) dan kategori lainnya, demi terus meningkatkan kualitas santri di masa mendatang.

Dengan prestasi ini, diharapkan MBS Haji Suyoto Watulimo dapat terus melahirkan santri-santri berprestasi yang tidak hanya unggul dalam hafalan dan tilawah Al-Qur’an, tetapi juga mampu menulis kaligrafi yang indah sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. (TIMRED)