Serambi Pagi Ramadhan

Warna semu kehitaman pagi,
Menyelimuti langit yang masih enggan bersinar.
Suara orang mengaji,
Mengalun merdu, memecah kesunyian yang basah.
Serambi musola seakan terus menyala,
Tanpa pernah mati, tanpa pernah lelah.

Dini hari, jamaah lalu lalang,
Meniti sunyi dengan langkah penuh makna.
Jalan yang basah oleh guyuran semalam,
Berkilau diterpa sorot lampu yang berjajar rapi.
Air menginang di pinggiran rumah,
Bekas turun dari genting,
Tak pernah sedikit pun menyurutkan langkah,
Untuk terus mengunjungi serambi musola.

Bulan Ramadhan,
Momentum bukti ketaatan hamba pada Rabb-nya.
Tadarus dari sore hingga menjelang berbuka,
Tarawih dari selepas berbuka hingga terlelap.
Bangun dari dini hari,
Hingga kumandang imsak mengisi toa.
Mengaji sejak lepas sholat,
Hingga warna langit muram disaput cahaya.

Pagi ini,
Seperti lukisan yang penuh makna.
Setiap detiknya adalah doa,
Setiap langkahnya adalah ibadah.
Di serambi musola,
Hamba-hamba berkumpul,
Menyatukan hati dalam kerinduan pada-Nya.

Pagi ini,
Mengingatkan kita pada kelemahan,
Dan ketergantungan pada Sang Pencipta.
Di balik warna semu kehitaman,
Ada cahaya yang tak pernah padam,
Cahaya iman, cahaya taqwa,
Yang terus menyala di hati para hamba.

Pagi ini,
Adalah bukti cinta,
Bukti ketaatan,
Dan bukti kerinduan.
Pada-Mu, ya Rabb,
Kami berserah,
Dalam setiap langkah,
Dalam setiap nafas,
Hingga nanti bertemu dengan-Mu,
Di pagi yang abadi.

TAUFIK-KETUA PCPM WATULIMO