Kegiatan pertemuan rutinan ketua Ranting Pemuda Muhammadiyah se Watulimo berlangsung ditengah guyuran hujan lebat. Agenda tersebut berlansung di Dusun Tugu Desa Dukuh. Tidak ada sungai meluap ataupun batuan hanyut. Bahkan warna air sungai tidak coklat yang berarti hulu di Dukuh masih bagus karena tanaman tahunan warga desa yang terus dijaga.
Malam Kamis (3/11) PCPM Watulimo untuk pertama kali pada tahun 2021 memulai turba ke ranting-ranting. Egenda ini merupakan program yang terhenti karena pandemi covid 19. Tak ayal saat pembukaan di PRPM Dukuh 2 (Tugu) anggota begitu antusias.
Kegiatan yang berlangsung di Masjid ranting tersebut dihadiri oleh seluruh pimpinan ranting se kecamatan Watulimo dan juga ketua PDPM Trenggalek dengan rombongan dari PDM.
Tak hanya sebagai kegitan turba dan juga arisan pimpinan, Trigus Dodik selaku ketua PDPM Trenggalek memberikan motivasi agar pemuda Muhammadiyah benar-benar memiliki jiwa dan bangga menjadi Muhammadiyah.
“Kalau jadi pemuda itu harus benar-benar, jangan kemudian menjadi bungglon tapi sembunyikan identitas, itu namanya pemuda pengecut” Pesan Trigus.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa tidak ada batasan tertentu sebagai kader harus berteman atau ikut dengan golongan tertentu selama itu baik dan bermanfaat bagi manusia.
“JIka kita kecelakaan, tidak mungkin orang yang akan menolong tanya ke kita, kamu Muhammadiyah, kamu NU, kamu agamanya apa, ya sudah ya ditolong, jadi silakan kalian ikut apapun untuk menolong umat manusia lainnya tanpa ekslusif menjadi pemuda Muhammadiyah, namun ingat bahwa Muhammadiyah adalah gerakanmu” Tekan Dodik kepada seluruh peserta.
Kegiatan malam itu juga merupakan rangkaian dari kegiatan penyampaian wawasan terkait penolakan tembang emas di Trenggalek. Turut hadir sekretaris PDM Trenggalek Suripto yang menjadi salahsatu pengisi kajian dampak tambang.
Sebelumnya, Muhammadiyah Trenggalek melalui maklumat yang dikeluarkan pada awal tahun 2021 menyatakan penolakan terhadap rencana penambangan emas di Trenggalek. Maklumat itu dikeluarkan atas dasar pertimbangan lingkungan, sosial dan budaya serta ekonomi masyarakat yang akan langsung berdampak. Muhammadiyah Trenggalek hingga saat bini terus konsisten dalam upaya melindungi masyarakat Trenggalek dari potensi kerusakan yang diakibatkan oleh tambang.
Menurut kajian yang dilakukan tembang emas bukan solusi untuk menjawab kesejahteraan masyarakat Dukuh dan sekitarnya. Yang ada hanya akan ada kegiatan dan pengrusakan lingkungan. Hal itu ditekankan oleh skretaris PDM Trenggalek agar akan banyak kemungkinan yang terjadi saat izin eksploitasi ini sudah turun.
“Yang hampir pasti adalah pecah belah masyarakat yang pro dan kontra tambang, serta iming-iming ganti rugi dan tawaran lapangan pekerjaan. Itu semua hanya akan membuat kita terlena yang kamudian dimanfaatkan pihak tambang untuk mudah masuk ke tempat kita”. Pesan Suripto ke peserta.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa konflik dibawah akan mempermudah tambang masuk, jadi masyarakat agar lebih hati- hati menyikapinya.
“Jadi kita harus pintar jangan saling konflik dengan tetangga atau saudara yang pro tambang, tetaplah akrab dengan mereka dan anggap mereka belum tahu saja. Apalagi ada iming-iming ganti rugi yang besar itu pasti akan menggiurkan. Namun itu semua tidak sebanding dengan resiko bencana serta hilangnya pertanian, ladang, sumber mata air dan sumber mata pencaharian warga yang akan hilang karena tambang”. Ungkap sekertaris PDM Trenggalek.
(BID INFOKOM)
Leave a Reply